detak.co.id, Amerika Serikat – Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., beserta jajaran mengakhiri lawatan kerjanya di Amerika Serikat dengan mengunjungi Pos Lintas Batas Ysleta di El Paso, Texas, yang dikelola oleh U.S. Customs and Border Protection (CBP), pada Rabu (22/5).
Pos Lintas Batas tersebut merupakan salah satu titik keluar-masuk Amerika Serikat yang tersibuk. Pasalnya, jalur Ysleta merupakan salah satu jalur utama pusat perdagangan dan perekonomian di Amerika Serikat. Selain warga negara Amerika Serikat dan Meksiko yang saling beraktivitas ekonomi di negara tetangga, CBP kerap kali mendapati sebagian warga negara Meksiko yang mencari suaka ke Amerika Serikat, baik melalui jalur resmi maupun ilegal. Oleh karena itu, CBP memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan orang dan barang pada lintas batas Ysleta.
Dalam kunjungannya, Delegasi BNN yang dipimpin oleh Kepala BNN RI berkesempatan melihat proses pemeriksaan dokumen terhadap orang dan barang yang masuk ke wilayah Amerika Serikat, termasuk alur dan peralatan yang digunakan oleh CBP. Selain itu, Delegasi BNN juga berkesempatan mengunjungi beberapa titik perbatasan yang rawan penyusupan imigran gelap, penyelundupan narkotika, dan perdagangan orang.
Perbatasan antara Amerika Serikat dan Mexico terutama antara kota El Paso dan Ciudad Juárez dibatasi oleh pagar tinggi yang tersambung mulai dari ujung pantai barat Amerika Serikat. Selain pembatas fisik, perbatasan kedua negara juga diawasi oleh “pagar virtual” berupa kamera, sensor getaran dan suara, serta berbagai peralatan lain untuk mengantisipasi pelintas batas ilegal.
Melalui kunjungan ini, BNN mencatat pentingnya penguatan personel dan infrastruktur di wilayah perbatasan guna mencegah terjadinya penyelundupan narkotika. Sebab, berbeda dengan Amerika Serikat, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam pengawasan perbatasan karena sebagian besar perbatasan Indonesia dengan negara tetangga merupakan batas laut. (Zal)