Internasional

EASA Peringatkan Maskapai Non-Eropa untuk Hindari Wilayah Udara Rusia Barat

4
×

EASA Peringatkan Maskapai Non-Eropa untuk Hindari Wilayah Udara Rusia Barat

Sebarkan artikel ini

detak.co.id Internasional – Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengeluarkan peringatan terbaru kepada maskapai penerbangan non-Eropa, mendesak mereka untuk tidak terbang di wilayah udara Rusia bagian barat. Peringatan ini muncul karena risiko pesawat sipil menjadi sasaran sistem pertahanan udara Rusia secara tidak sengaja, seperti yang terjadi dalam insiden tragis baru-baru ini.

EASA menyebut bahwa konflik berkepanjangan akibat invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan potensi risiko terhadap penerbangan sipil di wilayah udara Rusia. “Ada kemungkinan kurangnya koordinasi sipil-militer serta potensi kesalahan identifikasi yang dapat menyebabkan pesawat sipil menjadi sasaran,” kata EASA dalam pernyataannya, Jumat (10/1/2025), seperti dikutip Reuters.

Badan tersebut merekomendasikan operator penerbangan untuk menghindari wilayah udara Rusia yang terletak di sebelah barat garis bujur 60 derajat Timur, di semua ketinggian dan level penerbangan.

Peringatan ini didorong oleh insiden bulan lalu yang melibatkan pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan. Pesawat tersebut jatuh setelah sistem pertahanan udara Rusia secara tidak sengaja menembak saat membidik pesawat nirawak Ukraina. Akibatnya, 38 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Beberapa penumpang yang selamat melaporkan mendengar ledakan keras di luar pesawat sebelum kecelakaan. Investigasi awal menyimpulkan bahwa kesalahan sistem pertahanan udara Rusia berperan dalam insiden itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta maaf kepada Azerbaijan atas insiden tersebut, meskipun Kremlin tidak secara langsung mengakui tanggung jawab Rusia. Pernyataan resmi hanya menyebut bahwa kasus pidana telah dibuka untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

Wilayah udara Rusia telah ditutup untuk maskapai penerbangan Uni Eropa sejak diberlakukannya sanksi terhadap Rusia akibat invasi ke Ukraina. Namun, maskapai penerbangan non-Eropa, yang tetap beroperasi di wilayah tersebut, kini berada dalam risiko tinggi.

Peringatan dari EASA juga menyoroti pentingnya koordinasi yang lebih baik antara otoritas sipil dan militer untuk menghindari tragedi serupa di masa depan. Sementara itu, maskapai di seluruh dunia diimbau untuk mempertimbangkan ulang jalur penerbangan mereka demi menjaga keselamatan penumpang dan awak.

Insiden ini kembali menegaskan bagaimana konflik geopolitik dapat berdampak serius pada penerbangan sipil, memaksa maskapai untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menentukan rute udara mereka.