Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Daerah

Pabrik HPL di Cangkudu Balaraja Didemo

93
×

Pabrik HPL di Cangkudu Balaraja Didemo

Sebarkan artikel ini

detak.co.id TANGERANG — Warga RT 04/03 dan R 07/04, Desa Cangkudu, Balaraja melakukan demonstrasi di pintu masuk PT. Bintang Orbit Surya Sejahtera (BOSS) di Jalan Raya Serang Km. 29,5 Desa Cangkudu, memprotes bau menyengat dari aktivitas produksi pabrik tersebut, Jumat, 28 Februari 2025.

Aksi yang diikuti oleh warga terdampak tersebut berlangsung sejak pagi hari, sekitar pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB.

Dengan membawa alat pengeras suara, warga meneriakkan dua tuntutannya, yaitu PT BOSS menghentikan aktivitas yang menimbulkan bau tak sedap dan bertanggung jawab atas merosotnya kesehatan warga.

Koordinator aksi, Romdhoni, mengatakan, dugaan pencemaran udara dari aktivitas produksi di PT BOSS telah berlangsung beberapa bulan terakhir. Bahkan warga sudah sering mengingatkan pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki proses produksinya.

“warga beberapa kali menggeruduk perusahaan, agar perusahaan menghentikan aktivitas yang menyebabkan bau. Bahkan, sudah berkali-kali melakukan musyawarah, namun tak ada hasil memuaskan,” ujarnya.

Aksi tersebut juga dipicu karena tidak ada tanggapan dari pihak Pemerintah Desa Cangkudu setelah warga melayangkan surat untuk dilakukan mediasi dengan pihak perusahaan agar persoalan bau tersebut segera diatasi.

“Ironisnya, penderitaan warga itu tak membuat Kepala Desa Cangkudu peduli,” tegas Doni.

Dampak dari dugaan pencemaran udara tersebut, lanjut Doni, beberapa warga kemudian mengalami penurunan kualitas Kesehatan.

“Ada warga yang terkena asma, batuk-batuk, dahak kental, dan penyakit lain yang kami duga akibat bau itu. Warga pun tak nyaman dan tak betah di rumah karena bau yang timbul sangat menyengat, perih ke mata, dan meninggalkan jejak bau di pakaian dan di dalam rumah,” terangnya.

Dia juga mengatakan, kehadiran pabrik yang memproduksi High Pressure Laminate (HPL), yakni bahan yang digunakan dalam pembuatan furniture tersebut juga telah menyebabkan dampak banjir.

Lagi, warga menyayangkan sikap tidak peduli kepala desanya.

“Ironis sekali, tak ada kepedulian dari Kepala Desa Cangkudu. Bahkan, pernah dilaksanakan musyawarah di Kantor Desa Cangkudu membahas banjir, tapi tetap Kepala Desa Cangkudu tak hadir.”

Aksi demonstrasi tersebut sempat ditemui perwakilan manajemen perusahaan, tetapi karena pihak yang menemui bukan personel yang bisa memutuskan langsung atas tuntutan warga, massa aksi pun merasa tidak puas.

“Kami menolak mediasi, karena pihak yang menemui kami bukan yang bisa membuat keputusan bisa menghentikan sumber bau dari aktivitas produksi,” tegasnya.

Setelah tidak bisa memenui pucuk pimpinan perusahaan, sekitar puku 11.00 WIB warga membubarkan diri. “Kami akan terus melakukan aksi hingga tuntutan kami dipenuhi,” pungkasnya.