KAB. LEBAK, detak.co.id, – Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah membuka ruang pengaduan masyarakat di media sosial (medsos) pribadinya. Tujuannya, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Hal itu diungkap A Dimyati saat meninjau Pelayanan Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Rangkasbitung Jl. Langlangbuana, Kp Pasir Ona, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa (15/4/2025).
Menurutnya, dengan membuka ruang pengaduan di medsos pribadinya, masyarakat bisa lebih mudah dan cepat melakukan pengaduan. Dirinya siap menindaklanjuti setiap pengaduan yang masuk akan ditindaklanjuti.
“Silakan melakukan pengaduan di medsos saya, baik itu pelayanannya yang kurang prima, ada calo, Pungli atau yang lainnya,” kata Dimyati.
Dikatakan Dimyati, Pemprov Banten di bawah kepemimpinan dirinya bersama Gubernur Andra Soni sangat terbuka terhadap berbagai masukan yang diberikan dari masyarakat. Apalagi tugas pemerintah itu yang utama adalah melayani masyarakat.
“Pemerintah sekarang terbuka dan siap menerima pengaduan,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu Dimyati juga meninjau sejumlah loket dan tenda pelayanan, berbincang dengan masyarakat yang datang untuk membayar pajak kendaraan bermotor.
“Alhamdulillah masyarakat senang dengan kebijakan Pemprov Banten yang membebaskan tunggakan pajak kendaraan bermotor. Masyarakat yang mempunyai tunggakan, akan dianggap lunas hanya dengan membayar pajak kendaraan tahun berjalan,” jelasnya.
Dimyati menegaskan jika dalam pembayaran pajak kendaraan tidak boleh dicicil seperti yang banyak beredar di masyarakat. Menurut Dimyati, pembayaran pajak itu harus langsung dilunasi pada saat pembayaran.
“Kemarin ada yang viral itu. Makanya saya cek langsung ini, dan ternyata emang ga ada dan ga boleh juga bayar pajak dicicil itu,” katanya.
Aliyudin, salah satu warga Kecamatan Cibadak mengaku senang dengan adanya kebijakan pembebasan tunggakan pajak kendaraan bermotor ini. Karena dengan program itu, dirinya merasa terbantu dan tidak perlu membayar tunggakannya yang sudah lima tahun lebih.
“Iya pak, nunggak. Mau bayar juga berat, karena mahal. Makanya ketika ada program ini saya antusias dan terbantu,” pungkasnya. (Zal)