SUKABUMI, detak.co.id, – Kejahatan narkotika sebagai jenis kejahatan transnasional terorganisir yang memanfaatkan perbedaan sistem hukum dan kelemahan pengawasan perbatasan menjadi ancaman serius bagi banyak negara. Berbagai upaya kerja sama melalui peningkatan kapasitas aparat penegak hukum kerap dilakukan, namun belum nampak memberikan pengaruh yang berkelanjutan karena tidak adanya keseragaman atau standardisasi pelatihan dalam satu kawasan.
Atas dasar hal tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) bagi akademi pelatihan penegak hukum di kawasan Asia Tenggara dan Mongolia.
Pelatihan yang diikuti oleh dua puluh delapan peserta dari Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Mongolia tersebut dijadwalkan berlangsung selama dua pekan, mulai tanggal 19 hingga 30 Agustus 2024, di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BNN, Lido, Sukabumi, Jawa Barat.
Kegiatan yang dibuka oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran (Dakjar) BNN dan dihadiri sejumlah pejabat eselon II di lingkungan BNN serta perwakilan dari UNODC tersebut, memiliki tujuan utama untuk melakukan pengembangan para trainer nasional di kawasan Asia Tenggara dan Mongolia dengan keterampilan khusus dalam penanganan perdagangan gelap narkotika yang terstandardisasi. Pelatihan ini menekankan pada pentingnya kemampuan penegak hukum dalam menyusun strategi pengelolaan perbatasan yang menjadi titik rawan peredaran gelap narkotika.
“Keahlian yang diberikan dalam pelatihan ini memungkinkan trainers untuk dapat memberikan respon cepat terhadap ancaman yang muncul, mendorong kerja sama regional, dan mendukung pengembangan keterampilan penegak hukum yang berkelanjutan,” jelas Direktur Dakjar BNN, Roy Hardi Siahaan, S.I.K., S.H., M.H., mewakili Kepala BNN RI saat membuka pelatihan.
Sementara itu, ditemui di sela-sela kegiatan, Nabiel Abdul Karim Hayaze’ selaku National Programme Officer UNODC Indonesia menyampaikan bahwa pelatihan regional penegakan hukum di kawasan Asia Tenggara dan Mongolia ini merupakan pelatihan pertama yang diselenggarakan BNN dengan UNODC untuk mencetak trainer-trainer dalam bidang penanganan peredaran gelap narkotika.
“Output dari kegiatan ini diharapkan dapat mencetak trainer-trainer yang terstandardisasi di bidang drug trafficking yang nantinya akan dapat digunakan dalam pelatihan-pelatihan UNODC,” ujar National Programme Officer UNODC Indonesia. (Zal)