Nasional

Dampak WWF bagi Pariwisata RI, Ketum Asparnas: Okupansi Penginapan-Ekonomi Lokal Naik

183
×

Dampak WWF bagi Pariwisata RI, Ketum Asparnas: Okupansi Penginapan-Ekonomi Lokal Naik

Sebarkan artikel ini

detak.co.id,  Jakarta –  Bali menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 mulai 18-25 Mei 2024. Ajang ini memiliki dampak bagi sektor pariwisata RI.

WWF diharapkan membawa dampak signifikan dan pengaruh bagi pariwisata Indonesia. Terutama para tamu negara yang menghabiskan waktu di Bali.

Mulai dari peningkatan jumlah wisatawan, peningkatan pendapatan ekonomi lokal, promosi global untuk destinasi wisata Indonesia, pengembangan infrastruktur pariwisata, hingga peningkatan kesadaran lingkungan.

CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, ikut meramaikan WWF saat ia tiba di Bali, Minggu (19/5/2024). Di sana, Musk meresmikan peluncuran layanan internet berbasis satelit bernama Starlink di Puskesmas di Denpasar, Bali, dan resmi beroperasi di Indonesia.

Harapannya, kehadiran Starlink untuk pemerataan layanan internet di Indonesia dan mengurangi kebutaan internet hingga daerah terpencil di Indonesia. Termasuk memperkuat sektor pariwisata di daerah.

“Kita punya market besar. Jaringan internet kita nggak terlalu bagus yang ada saat ini. Dengan Starlink, sangat membantu. Bukan hanya untuk pariwisata tapi untuk di daerah-daerah terpencil, kepulauan, kapal-kapal, dan lainnya,” kata Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas), Ngadiman Sudiaman, Rabu (22/5/2024).

Ngadiman menuturkan, sebelumnya, ia telah menjajal Starlink. “Beberapa teman-teman sudah pakai. Sudah dijalankan dan bagus. Harga juga nggak terlalu mahal. Dengan paket itu, serta dengan kecepatan tinggi dan koneksi bagus, tentu ini sangat membantu. Khususnya di daerah terpencil, pulau, termasuk saat kapal berjalan,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika dulu orang selalu berpikiran bahwa memakai satelit itu mahal. Namun, dengan Starlink, sangat membantu sekali untuk Indonesia. “Tapi, buat Elon Musk, market kita juga besar. Kita negara kepulauan. Sebenarnya dia butuh kita, bukan cuma kita yang butuh dia,” tukas akademisi dari Universitas Tarumanagara, Jakarta ini.

Artinya, kedatangan Musk ke WWF secara langsung memberi dampak bagi sektor pariwisata. ”Saat para tamu dan delegasi datang, membuat macet jalan. Artinya, kita happy. Okupansi hotel dan transportasi naik, sewa kendaraan habis, dan sebagainya. Itu menggerakkan pengusaha UKM berjalan. Sektor di ekonomi lokal juga hidup. Manfaatnya pasti banyak. Saya rasa itu sangat bagus dan positif untuk perkembangan pariwisata di Indonesia,” jawabnya.

Selain hal itu, ada beberapa manfaat WWF bagi pariwisata di Indonesia dan pelaku usaha pariwisata.

“Kita lebih dikenal lagi. Biasanya, kalau tamu datang ke Bali, mereka akan singgah ke daerah-daerah lain yang terjangkau dari Bali. Bisa ke Lombok, Labuan Bajo, Sumba, hingga Sumbawa. Permasalahannya cuma satu, pemerintah harus cepat tanggap melakukan penerbangan yang banyak dan rutin ke sektor-sektor daerah wisata yang akan dituju,” jelasnya.

Kondisi demikian yang membuat yang dikritisi Ngadiman. “Jangan terlalu lama, transit sana-sini. Misalnya, di Bali, harus direct ke daerah wisata. Bali atau Lombok boleh, lah dijadikan home. Jangan, misalnya, kita mau terbang dari Bali ke Rote. Apakah bisa langsung ke Sumba? Pasti, kan ke Kupang dulu. Naik, terus turun lagi. Jadi, tolong itu dihidupkan,” kata pemilik Hotel Loccal Collection Labuan Bajo, itu.

Maka itu, ia mengimbau Pemerintah Indonesia membuat kebijakan agar penerbangan jarak pendek, frekuensi penerbangannya ditambah. Bandara juga diperbaiki.