Teknologi

Gen Z Lebih Suka 0 Postingan di Instagram, Privasi atau Estetika?

93
×

Gen Z Lebih Suka 0 Postingan di Instagram, Privasi atau Estetika?

Sebarkan artikel ini

detak.co.id Teknet – Terjadi perubahan perilaku dalam menggunakan media sosial, terutama Instagram. Instagram adalah platform untuk berbagi gambar dan video.

Biasanya, pengguna Instagram akan mengunggah banyak gambar atau video tentang aktivitasnya, acara yang mereka ikuti, kebersamaan dengan teman dan keluarga, serta saat liburan.

Namun, belakangan ini, tren 0 postingan atau yang disebut “Grid Zero” terus meningkat terutama di kalangan Gen Z dan Gen alpha.

Dilansir Indozone, Tren 0 postingan di Instagram, merupakan upaya penghapusan atau pengarsipan unggahan, dan tidak mengunggah hal baru supaya profil mereka tetap bersih.

Dikutip dari laman NPR, Kim Garcia dari Meta, yang membantu memimpin penelitian tren budaya di Instagram, mengatakan 0 postingan memang merupakan fenomena yang sedang berkembang di kalangan Gen Z.

Apa penyebabnya? Ternyata, mereka cenderung ingin menjaga privasi, tidak suka adanya jejak digital, tidak suka publikasi banyak hal, dan menolak adanya kebutuhan validasi publik.

Mereka tidak nyaman jika postingan atau kehidupan pribadinya mendapat komentar dari banyak orang. Fenomena ini mencerminkan perubahan sikap terhadap penggunaan media sosial.

Jadi, tampilan online yang lebih minimalis atau bahkan tidak ada sama sekali menjadi pilihan bagi sebagian anak muda.

Keinginan untuk menjaga privasi ini, didorong oleh kesadaran akan dampak jangka panjang dari apa yang diunggah di media sosial, serta ketidaknyamanan dengan eksposur publik yang dianggap tidak perlu.

Selain itu, munculnya tren “Grid Zero” bisa dipahami sebagai respons terhadap kejenuhan yang dirasakan terhadap penggunaan media sosial.

Platform, seperti TikTok, Snapchat, dan Instagram, telah menciptakan lingkungan tempat privasi menjadi makin sulit dijaga, terutama bagi generasi muda.

Generasi ini sering kali merasa terjebak dalam sorotan publik yang terus-menerus, sehingga momen-momen pribadi dan privasi makin langka.

Kondisi ini mendorong banyak dari mereka untuk mengambil langkah mundur dengan mengurangi atau bahkan menghapus kehadiran online mereka.

Faktor lain yang mendorong tren ini, adalah keinginan untuk menciptakan aura misterius di tengah maraknya budaya oversharing.

Di era ketika banyak orang secara terbuka membagikan hampir setiap aspek kehidupan mereka di media sosial, menjaga privasi justru menjadi cara untuk membedakan diri.