detak.co.id, BOGOR – H.Agus Kosasih warga Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, adalah sosok pria yang ulet dan gigih dalam mengembangkan pertanian di desanya. Dengan keilmuan dan pengetahuannya di bidang pertanian, H. Agus berhasil mengembangkan pisang barangan jumbo merah dilahan sekitar rumahnya.
Tak tanggung – tanggung, hampir sekitar 11.000 pohon pisang barangan jumbo merah sudah tertanam secara bertahap dan untuk yang tahap pertama ada sekitar 7000 pohon pisang barangan jumbo merah siap berbuah terhampar luas diatas tanah berkontur perbukitan. Selain ketua kelompok tani (Gapoktan) Saung Alam Tangkil Mandiri, H.Kosasih juga seorang Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS), sehingga dalam pengembangan pisang barangan ini, ia sudah menjalin kemitraan dan merangkul beberapa petani yang ada di Kecamatan Caringin, Cigombong dan Cijeruk untuk di jadikan plasma atau mitra pengembangan pisang barangan jumbo merah di Kabupaten Bogor.
Kepada awak media ia menceritakan, awal mulanya tertarik menanam pohon pisang barangan jumbo ini. Kenapa komoditi pisang barangan jumbo merah yang saya pilih, selain bisa di tanam dengan sistim tumpang sari, pisang barangan jumbo merah ini juga memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Jadi dalam satu hamparan lahan, kita bisa memanfaatkan dua keuntungan panen, yang pertama panen tumpang sari dan yang kedua panen pisang barangan jumbo merah.
“Mulai dari kakek, bapak hingga dirinya bisa berangkat berhaji ke tanah suci, semuanya hasil dari berdagang pisang. Hasil panen pisang dari Desa Tangkil dulu jamannya orang tua saya, dibawa ke pasar – pasar yang ada di Bogor, bahkan ke pasar induk Kramat jati di Jakarta. Namun seiring berjalanya waktu, sekarang Perusahaan- Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi pisang, mulai berdatangan dan membeli hasil panennya langsung ke kebun- kebun milik petani,” ujarnya, Minggu (30/6/2024).
Banyak kalangan yang beranggapan bahwa pisang barangan jumbo ini, tidak akan tumbuh baik di wilayah kabupaten Bogor. Karena pisang barangan jumbo ini merupakan pisang yang berasal dari daerah sumatera yaitu Aceh dan Medan. Akan tetapi hal itu sudah terbantahkan, faktanya pisang barangan yang saya tanam, tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang sangat memuaskan.
“Karena sering mewakili Kabupaten Bogor dalam program pertanian dan menjadi pilot projek percontohan, melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) wilayah VI ( Kecamatan Caringin, Kecamatan Cigombong dan Kecamatan Cijeruk) serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor mengajukan permohonan bibit kepada Ditjen Perkebunan dan Holtikultura Kementerian Pertanian RI. akhirnya saya diberikan bibit pisang barangan jumbo, untuk di tanam dan dijadikan sebagai kebun pisang barangan jumbo merah percontohan di Kabupaten Bogor. Pengembangan plasma – plasma binaan Saung Alam Tangkil Mandiri ini sudah merambah luas hingga ke Cianjur dan daerah Cigudeg serta Cibadak Kabupaten Sukabumi, ” jelasnya.
Iya menambahkan, bahwa wilayah Kabupaten Bogor secara geografis memiliki letak yang sangat strategis untuk pengembangan pertanian modern. Selain memiliki lahan pertanian yang subur, juga infrastruktur transportasinya sangat baik dan mudah di akses dari manapun. Sehingga memudahkan para petani dalam menjual hasil produksi ke pasar- pasar besar yang ada di Jakarta maupun kota- kota besar lainya.
Dirinya sangat berterima kasih kepada Ditjen Hutbun Kementerian Pertanian RI dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bogor serta BPP wilayah VI, yang selama ini sudah bersinergi dan bekerjasama, sehingga perkebunan pisang barangan saya ini menjadi pilot projek percontohan di Kabupaten Bogor. (Cep)