JAMBI, detak.co.id, – BERSYUKUR dan berterima kasih. Hanya dua kata tersebut rasanya yang layak diungkapkan atas kesuksesan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Kalimantan Selatan dengan segala rangkaian kegiatan yang “membumikan” PWI dibawah kepemimpinan Hendry Ch Bangun sebagai Ketua Umum dan M Iqbal Irsyad sebagai sebagai Sekjen.
Bersyukur kesuksesan HPN 2025 Kalsel atas Karunia Allah SWT semata dengan berkah Bumi Lambung Mangkurat sebagai Bumi para Wali dan Berterima kasih karena bisa bersama para wartawan hebat yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pers tanah air.
Ditengah kompleksitas yang tinggi, dengan gaya kepemimpinan yang khas, pria yang akrab disapa Bang Hendry ini, mendapat dukungan penuh dari tim solid dibawah komando Bang Raja Pane sebagai Panglima (Ketua Panitia Pusat) didampingi dua “Smiling General” M Sarwani sebagai Sekretaris dan H M Nasir sebagai Bendahara dan Panitia Daerah yang luar biasa dibawah Komando Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie dan Toto Fachrudin sebagai Sekretaris PWI Kalsel yang mengkoordinir semua panitia daerah.
Sejumlah rangkaian kegiatan HPN 2025 Kalsel dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai harapan, seperti Jalan Bersama dari titik 0 dan Pembagian Bibit Sayur untuk Ketahanan Pangan yang diikuti ribuan warga yang tidak hanya dari Banjarmasin tapi juga daerah sekitar.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Pemeritah Provinsi Kalsel melalui Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Plh Sekda Kalsel), Muhammad Syarifuddin, “Dengan kolaborasi ini, kita berharap dapat mendorong masyarakat untuk lebih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan,”sampai sekda.
Melalui HPN 2025 juga menyumbang pemikiran-pemikiran kolektif melalui Diskusi Adinegoro & Pelatihan Pers Kampus dari Adinegoro yang melibatkan mahasiswa dan akademisi di Universitas Lambung Mangkurat. Seminar Nasional “Pers Mendorong Terwujudnya Ketahanan Pangan Nusantara”, Media Sustainability di Era Kecerdasan Buatan dan “Ekonomi Pancasila Prabowonomics” dengan narasumber TOP. Salah satunya Dahlan Iskan.
Kita dapat merasakan kesuksesan perayaan puncak HPN 2025 di Ibukota Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru, 09 Februari 2025, dengan venue yang luas dan refresentatif dihadiri Menteri Kebudayaan Fadli Zon mewakili Presiden RI serta dipadati 3000-an orang yang terdiri dari unsur Pengurus PWI 30 Provinsi, wartawan dan keluarga, Forkopimda Kalsel dan jajarannya serta sejumlah tamu undangan penting lainnya.
Buku HPN 2025 “Bumi Lambung Mangkurat Dalam Genggaman”
Salah satu tradisi HPN panitia menerbitkan beberapa buku sebagai “Mahkota” para wartawan. Dan tahun ini karena keterbatasan waktu hanya menerbitkan satu buku sebagai oleh-oleh HPN 2025 Kalsel. Sama seperti HPN 2024, Saya turut serta dalam tim buku untuk HPN di Jakarta. Setelah absen lama pernah menjadi tim buku HPN 2012 di Jambi.
Dalam catatannya, Ketua Tim Buku HPN 2025 Kalsel A.R Loebis menyampaikan Persiapan menerbitkan buku ini, relatif cepat, hanya sekitar dua bulan, sehingga butuh kerja ekstra keras dan tim sregep yang bisa dengan cepat menjalin cerita dan yang paling utama memiliki waktu luang.
Ada dua penulis dari Jakarta, saya dan Djunaedi Tjunti Agus, yang merangkap sebagai editor, kemudian rekan Eka Putra dari Pakanbaru dan Hery Farmansyah dari Jambi.
Penulis lain berasal dari tuan rumah Kalimantan Selatan. Nama mereka adalah: Jamaluddin, Muhammad Syarafuddin, Jainal Mutaqien, Rizal Dahfi Rizki, Shella, Fara Sela, Hani, Aya Sugianto (fotografer), Jumain.
Malam Puisi Untuk Seribu Sungai di Bumi Lambung Mangkurat
Sejak dibuka pendaftaran untuk mengikuti baca puisi Hari Pers Nasiona (HPN) 2025 Kalsel, dengan penuh percaya diri saya mendaftarkan diri untuk turut meramaikan salah satu kegiatan pavorit saya setiap mengikuti rangkaian dari HPN ke HPN lainnya.
Sebagai bentuk apresiasi untuk para penyair tanah air, di setiap media yang kami Kelola jaringan “Asri Media Network” memberikan ruang khusus untuk publikasi karya puisi. Dan di sumateradaily.com ada redaktur khusus seorang penyair Saidiy Poe yang mengelola karya puisi yang dikirim ke redaksi.
Secara khusus saya minta kepada Saidy Poe untuk membuatkan saya satu puisi “Bhineka Tunggal Ika, Masih Adakah?” untuk saya bacakan pada malam puisi untuk Seribu Sungai di Bumi Lambung Mangkurat”
Tapi malam puisi yang digawangi Beny Benke di Kalsel bersama 25 penyair wartawan tanah air itu ternyata area “Killing Zone” bagi saya karena mereka yang tampil malam itu benar-benar para wartawan penyair yang luar biasa. Kepercayaan diri saya langsung “melorot”.
Di antara nama-nama para peserta baca puisi itu tercatat Rita Sri Hastuti, Umi Sjarifah, Heryanto Aseng dari Jakarta, Hery Farmansyah dari Jambi, Idris Pasaribu dari Sumatera Utara dan penyair tuan tumah Ratna Sari, Rini Muliana, Rahmi Indah Wati, Raudah Anisya, Mariana, Salmah Nina Megasari Rini Dewi Masmuda, Suroto, dan lainnya.
“Saya kirim wartawan penyair Kalsel yang top-top” tutur Ketua PWI Kalsel bang Zainal Helmi saat ngobrol dan saya cerita kondisi malam puisi tersebut.
Ziarah Para Wali
Salah satu daya tarik dan berkah tanah Kalsel adalah keberadaan para ulama yang diyakini masyarakat banjar sebagai Wali Allah yang tersebar di Bumi Lambung Mangkurat tersebut.
Dalam tradisi masyarakat Banjarmasin ada tradisi menziarahi para wali di Kalsel yang dikenal sebagai empat pilar utama; Al Habib Hamid Bin Abbas Bahasyim atau dikenal Syech Basiri di Sungai Lulut. Dari sang ulama ada pembelajaran utama bagaimana keramatnya seorang ibu, dan mengajarkan tata ekonomi serta syiar Islam yang bermukim di Sungai Lulut.
Sultan Suriansyah merupakan raja Kerajaan Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Dan dari syiar yang terus dilakukan sang Sultan, masyarakat Banjarmasin menjadi mayoritas beragama Islam.
Al-Alimul Al-Allamah Al-Arif Billah Asy-Syaikh Muhammad dikenal dengan nama Datu Kalampayan. Beliau yang menanamkan nilai-nilai tauhid yang kuat dan fiqih Mazhab Syafii.
Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih populer dengan sebutan Guru Sekumpul atau Guru Ijai. Beliau ini merupakan magnit Kalsel Paling Populer sebagai ulama yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan penuh gotong royong serta peduli pada sesame melalui keutamaan ibadah sedekah.
Hanya saja urut-urutan ziarah ke para wali tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana tradisinya, terpaksa dilakukan secara acak karena menyesuaikan dengan mengikuti kegiatan utama rangkaian kegiatan HPN 2025 di Kalsel. Dimulai ziarah perdana sejak menapaki kaki di Kalsel ke Datu Kelampayan, Mesjid Sultan Suriansyah, Tuan Guru Sekumpul Martapura dan Syech Basiri di Sungai Lutut.
Bersyukur dan berterima kasih sajalah untuk semua kesuksesan HPN 2025 di Banjarmasin Kalsel (*)
Catatan Hery Farmansyah (Wakil Direktur Anugerah PWI Pusat)