detak.co.id, JAKARTA – Jika ada yang menilai pelaksanaan perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Kalimatan Selatan (Kalsel) biasa-biasanya saja, bisa jadi hati dan jiwanya sedang sakit. Dipastikan penilaian itu mucul karena rasi iri, dengki, dan sombong. Dalam kata lain, hanya dialah (sipenilai–Red) yang hebat, yang lain tidak ada apa-apanya.
Benar kata Hudono, Ketua PWI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Penyelenggaraan HPN 2025 di Banjarmasin dan Bajarbaru, Kalsel, luar biasa sukses dan penuh berkah, gaungnya ke mana-mana. “Tuhan sedang menunjukkan kekuasanNya, tak ada kendala berarti, di tengah gempuran pemberitaan miring dari pihak-pihak yang tidak menginginkan keutuhan PWI.
Dikatakan, hadirnya pejabat pemerintah di Kalsel, mulai dari gubernur hingga menteri, menunjukkan bahwa kegiatan tersebut resmi didukung dan sah. Tak ada alasan untuk mengatakan sebaliknya. Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon di even akbar tersebut jelas merepresentasikan dukungan pemerintah.
“Tak mungkin seorang menteri hadir tanpa restu presiden. Secara politis, semua orang tahu Fadli Zon adalah kepercayaan atau bahkan tangan kanan Presiden Prabowo Subianto yang notabene sesama kader Partai Gerindra. Apa lagi yang mau dibuktikan?”, katanya.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, menyatakan; “Kehadiran hampir 30 PWI wakil Provinsi di HPN 2025 mencerminkan pengakuan bagaimana dukungan terhadap PWI Pusat hasil Kongres 2023 Bandung. Mereka datang dan bayar sendiri. Memang hotel, makanan, dan transportasi ditanggung untuk 5 orang dari setiap provinsi, yang artinya hampir 200 orang. Tetapi kalau melihat jumlah peserta yang sekitar 1.500 wartawan dan keluarga (IKWI) maka dukungan ke saya sebagai Ketua Umum PWI Pusat terlihat jelas.”
“Terbesar dari Kalimantan Tengah sebesar 180 orang, kemudian Sumatera Utara sekitar 80 orang, lalu Banten sekitar 60 orang, Kalimantan Timur yang lewat darat sekitar 40 orang, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan sekitar 20 orang, Riau sekitar 15 orang, Aceh sekitar 25 orang dan seterusnya. Yang sedikit dari Papua Selatan dan Papua Tengah, masing-masing 2 orang. Sementara dari Jakarta sekitar 100 orang,” tuturnya.
Bambang Sadono, tokoh pers yang juga mantan Sekjen PWI Pusat periode 1998-2002, dan Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Pusat 2003-2005, menilai pelaksanakan HPN Kalsel bagus, dukungan pemerintah daerah kuat, pemerintah pusat walaupun belum kasimal dukungannya, mengirim Menteri kebudayaan untuk hadir dan memberi sambutan.
“PWI masih eksis, baik bagi anggota, pemerintah, maupun masyarakat. Para elite yang sekarang bertengkar seharusnya malu, dan bertanggungjawab atas morosotnya citra organisasi,” kata Bambang, yang juga mantan Ketua DPRD Jawa Tengah, anggota DRI RI dan DPD RI.
Dahlan Iskan, tokoh Pers Nasional, juga hadir memberikan support penuh terhadap pelaksanaan Hari Pers Nasional di Kalsel. Dia bahkan menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan Summit Nasional Media di Hotel Aria Barito, Banjarmasin. Banyak wartawan senior juga turut memeriahkan perayaan HPN di Kalimantan Selatan.
Raja Pane, Ketua Pelaksana HPN 2025, dengan wajah dihiasi senyum mengatakan; “Saya senang Hari Pers Naaional (HPN) 2025 Banjarmasin, Kalsel, berhasil sukses di tengah begitu banyak rintangan. Rintangan utama adalah karena ada sebagian orang yang menamakan diri sebagai PWI Kongres Luar Biasa (KLB) yang menggelar HPN di Riau. Tentu banyak yang bertanya: mana HPN yang benaran. Saya jawab: di Banjarmasin, Kalsel. Menjawab ini butuh kesabaran, kearifan, ketenangan, dan tentu menjelaskan sedetil-deteilnya bahwa HPN Banjarmasin lah yang sesungguhnya HPN bertaraf nasional.”
Selain itu, persiapannya juga tidak dalam waktu yang terlalu panjang. Sehingga butuh kerja keras untuk mengarahkan Panpel Pusat fokus ke pelaksanaan HPN 2025, di mana acara puncaknya digelar Minggu, 9 Februari 2025.”
Apa kunci sukses HPN Kalsel tersebut? Kunci suksesnya, kata Raja, adalah kekompakan Panpel Pusat dan Panpel Daerah di Kalimantan Selatan. Semua kerja berdasarkan program yang telah disusun melalui diskusi, debat. Kadang juga ngotot-ngototan untuk menghasilkan program yang tepat guna bagi insan pers dan tentu saja buat masyarakat luas. Panpel bekerja tanpa pamrih. Panpel bekerja tanpa kenal waktu. Panpel pusat dan daerah menjalin komunikasi yang sangat baik. Kadang wakil panpel daerah datang ke Jakarta. Saat lain panpel pusat ke Kalsel untuk melakukan koordinasi.
Transparan juga menjadi salah satu kuncinya. Sehingga semua panitia bekerja keras dengan suasana batin yang tenang dan kompak.
Zainal Helmie, Wakil Ketua Pelaksana HPN Kalsel yang juga Ketua PWI Kalsel, menyatakan; “Pelaksanaan Hari Pers Nasional 2025, 7 hingga 9 Februari, boleh dikatakan berjalan lancar, sukses dan minim hambatan.”
HPN 2025, menurut dia, dipersiapkan mulai akhir tahun 2024 sejak PWI Kalsel menerima amanat sebagai tuan rumah. Komunikasi secara intens dilakukan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel, kala itu gubernur dijabat oleh H Sahbirin Noor, hingga diusulkan alokasi pembiayaan di APBD 2025.
Meski terjadi peralihan kepemimpinan, karena gubernur terdahulu mengundurkan diri, kemudian digantikan oleh H Muhidin, tidak menimbulkan dampak terhadap penganggaran. Gubernur yang baru (M Muhidin), kata Helmie, tetap berkomitmen untuk menyukseskan event nasional ini. Dengan komitmen pimpinan daerah tersebut, mempermudah koordinasi ke satuan kerja perangkat daerah terkait, khususnya Diskominfo Kalsel.
Lalu berapa jumlah dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan HPN 2025? Hal terpenting ini ternyata bukan kendala bagi Kalsel. Keperluan itu dianggarkan pada APBD Kalsel 2025 berkisar Rp 15 miliar.
“Pendanaan pelaksanaan HPN 2025 di Kalsel hingga sekarang masih dalam proses perhitungan di internal keuangan bersama akuntan publik. Namun, sebagai gambaran, alokasi biaya hibah yang dianggarkan pada APBD Kalsel 2025 berkisar Rp 15 miliar. Meski demikian, jika ada pembiayaan yang tak terealisasi, maka dana tersebut dikembalikan ke pemerintah provinsi, kata Helmie.
M Iqbal Irsyad, Sekjen PWI Pusat yang juga Wakil Ketua Penanggung Jawab HPN 2025, mengatakan, secara umum HPN 2025 sukses. Indikatornya kehadiran pengurus dari 30 provinsi dengan jumlah peserta mencapai ribuan. Pejabat negara juga turut hadir, seperti antara lain Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang mewakili pemerintah dan secara resmi membuka acara. Meskipun beberapa pejabat harus meninggalkan acara lebih awal karena urusan mendesak, kehadiran mereka menunjukkan dukungan terhadap HPN 2025.
Mashudi, Ketua PWI Banten, degan tegas menyatakan; HPN 2025 di Kalsel sangat sukses. Di tengah dinamika keorganisasian yang seolah-olah diopinikan terjadi dualisme kepemimpinan di PWI Pusat, pelaksanaan HPN tetap sangat meriah, berbagai acara konvensi dan seminar berlangsung sukses dan para peserta atau delegasi sangat antusias mengikuti acara sampai selesai. Kondisi acara betul-betul menunjukkan seperti tidak terjadi masalah dalam organisasi. Walaupun memang beberapa pembicara utama digantikan perwakilannya. Itu tidak mengurangi substansi dan kesuksesan acara.
Kebenaran Akan Menang
Lalu apa kegiatan PWI Pusat berikutnya? Hendry Ch Bangun mengatakan; Ada beberapa kegiatan yang sudah ada di depan mata, tapi selama bulan suci Ramadhan, maka kegiatan berikutnya paling cepat akan diadakan pada pertengahan April mendatang. Khususnya tentang peningkatan kapasitas dan wawasan anggota PWI melalui pendidikan, pelatihan, termasuk di dalamnya uji kompetensi.
“Sementara yang rutin adalah Panitia Tetap Adinegoro akan memantau karya jurnalistik yang bagus untuk dimasukkan ke dalam ‘kotak’, karena kerap terjadi media yang bersangkutan lupa mengirimkan ke Panitia Tetap Adinegoro dan tidak masuk penilaian. Begitu pula pemantauan terhadap calon penerima Press Card Number One, calon penerima Penghargaan PWI, dll.”
Pengurus PWI Pusat, kata Hendry, akan tetap menjalankan program kerja yang sudah direncanakan dan tidak terganggu dengan berbagai manuver pihak yang membuat tuduhan tidak berdasar. “Saya menunggu kasus yang saya laporkan ke kepolisian dan juga ke pengadilan terkait dengan tindakan sewenang-wenang Dewan Pers. Saya tetap yakin kebenaran akan menang. Tuhan tidak tidur. Insya Allah.”
Sukses HPN 2025 di Kalsel, 7-9 Februari 2025, menurut Hendry, bukti PWI Pusat yang dipimpinnya tetap eksis. “Itu merupakan gambaran tak terbantahkan.” Semua acara yang direncanakan berjalan dengan baik, meskipun narasumber tidak semuanya sesuai dengan daftar yang diundang, tetapi penggantinya relatif sama baik.
Dukungan Pemerintah Provinsi bagus, paripurna. Semua kebutuhan panitia dan peserta yang terdaftar mewakili provinsi mendapat akomodasi, transportasi bagus. Urusan makanan di hotel juga baik. “Saya tidak mendengar ada keluhan dari panitia dan peserta mengenai fasilitas yang tersedia.”
“Soal kesulitan, selalu ada, khususnya dalam kordinasi antara Panitia Pusat dan Panitia daerah, karena beberapa detil terkadang berubah sesuai dinamika. Tetapi ini hal biasa. Sejak menjadi Sekjen pada tahun 2008 dan terlibat intensif dalam kepanitiaan, hal seperti itu lumrah. Untung saja teman-teman di Panitia Pusat sudah menjadi pelaksana berkali-kali, jadi sudah faham dan memaklumi. Kordinasi selalu menjadi tantangan sampai menit-menit terakhir pelaksanaan, baik untuk seminar maupun untuk Puncak Acara HPN.”
Soal biaya; Karena sudah ada MoU antara PWI Pusat dan Pemprov Kalsel dalam hal ini Dinas Kominfo, seluruh pembiayaan ditanggung Pemprov Kalsel.
Apakah sukses HPN 2025 bisa jadi pendorong terjadinya konsilidasi di tubuh PWI Pusat? “Wah tidak tahu juga. Kami sebagai PWI Pusat yang sah, yang memiliki SK Kemenkumham nomer AHU-0000946.01.08.AH. Tahun 2024 tanggal 9 Juli 2024, selalu terbuka untuk rekonsiliasi. Tidak tahu bagaimana kubu sebelah yang mengatakan ingin rekonsiliasi tetapi terus membuat pemberitaan buruk cenderung fitnah atas kegiatan kami.”
Sedang Bambang Sadono menilai, PWI masih eksis, baik bagi anggota, pemerintah, maupun masyarakat. Karena itu para elite yang sekarang bertengkar seharusnya malu, dan bertanggungjawab atas morosotnya citra organisasi.
“PWI harus bersatu, siapapun yang merasa pemimpin PWI saat ini, harus segera mencari jalan kembali organisasi ini di tengah masyarakat, khususnya komunitas profesi jurnalistik. Jangan ego masing-masing menjadikan organisasi jadi bahan cemoohan.”
Tradisi PWI yang menonjolkan rasa kekeluargaan, senasib, sepenanggungan, menurut Bambang, harus diteruskan. “Jangan suka bertengkar dengan temannya sendiri. Ngumbar aib teman, sama dengan mengumbar aib sendiri.”
Zainal Helmie, Ketua PWI Kalimantan Selatan yang juga Wakil Ketua Pelaksana HPN 2025, sependapat bahwa apa yang disebut Bambang Sadono merupakan modal sukses HPN 2025. Rasa kekeluargaan merupakan kunci sukses pelaksanaan HPN 2025, termasuk keharmonisan di tubuh PWI Kalsel sendiri.
Semua pengurus hingga anggota sama-sama berkomitmen kuat agar jalannya HPN lancar, tanpa hambatan. Pembagian job description diatur dengan jelas dan terarah. Sehingga, siapa melakukan apa dalam kepanitian daerah berjalan terarah. Begitu pula hubungan-hubungan koordinasi dengan SKPD leading sector dalam pelaksanaan HPN, yaitu Diskominfo Kalsel serta beberapa SKPD lainnya terkoordinasi dengan baik. Sebagai tuan rumah, pihak-pihak yang terkait HPN punya satu tujuan: HPN Sukses, Pelayanan Baik.
Dari data kehadiran 30 provinsi yg sebagian besar dipimpin Ketua PWI, menunjukkan dukungan besar kepada HCB. “Harusnya, harapan saya, menjelang Ramadan ini ada islah dan saling maaf dan instrospeksi diri,” kata Helmie.
Lalu adakah kesulitan mempersiapkan dan melaksanakan HPN kali ini, mengingat Kalsel sebelumnya telah di tiga menjadi tuan rumah HPN? “Setiap pelaksanaan event tentu ada kendala dan permasalahan. Namun, semua dapat terurai dengan baik dengan komitmen dan kesadaran akan tugas dan fungsi yang dijalankan dalam kepanitian.”
“Memanajemeni lalu lintas kerja dan kontrol di setiap kompartemen di kepanitian memudahkan dalam monitoring deteksi persoalan yang muncul. Sehingga dengan cepat dicarikan jalan keluar. Jika membandingkan dengan pelaksanaan HPN sebelumnya di Kalsel, agenda tahun 2025 sebenarnya relatif lebih mudah. Karena, ada sebagian kerja-kerja kepanitian diserahkan dengan pihak ketiga, dalam hal ini Event Organizer. Tetapi, dari segi kelancaran dan kesuksesan, hampir serupa saja.”
Apa keuntungan Kalsel sebagai tuan rumah HPN? “Keuntungan yang berdampak kepada Kalsel sebagai tuan rumah pelaksanaan HPN 2025 dapat dilihat dari berbagai parameter. Seperti, terjadi pergerakan di sektor ekonomi. Kontingan dari berbagai provinsi dan tamu dari seluruh penjuru di Indonesia menjadikan Kalsel sebagai destinasi kedatangan. Setidaknya tanggal 6 – 10 Februari 2025. Hal ini menimbulkan dampak di sektor penerbangan, transportasi darat, dan perhotelan. Kedatangan peserta dan tamu tersebut juga menggerakkan sektor UMKM, kuliner, tempat wisata dan cendera mata lokal. Lebih dari itu, keuntungan sebagai tuan rumah pelaksanaan HPN 2025 adalah meninggalkan kesan baik di mata peserta dan tamu.”
Apa yang paling berkesan bagi Anda di HPN kali ini? Setiap rangkaian kegiatan, mulai seminar2, jalan santai, bakti sosial hingga puncak HPN antusias peserta sangat besar. Apalagi tema yang diusung disesuaikan dengan program pemerintah, yakni Pers selalu mengutamakan kepentingan bangsa, negara, dan rakyat.
M Iqbal Irsyad, Sekjen PWI Pusat yang juga Wakil Penangung Jawab HPN 2025 mendukung pendapat Helmie. Kunci sukses HPN Kalsel tahun ini menurut dia adalah kekompakan pengurus dan panitia menjadi kunci utama. Baik panitia pusat maupun lokal bekerja keras tanpa henti. Selain itu, dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, terutama melalui lobi Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, juga sangat signifikan dalam menyukseskan acara.
“Tantangan tentu ada. Kesulitan utama adalah kondisi internal PWI yang sedang tidak baik-baik saja, terutama berpengaruh pada sponsorship. HPN 2025 nyaris tanpa sponsor. Namun, meskipun menghadapi berbagai kendala, acara tetap ramai dan relatif sukses.
HPN 2025 di Banjarmasin dan Bajarbaru dihadiri pengurus PWI dari 30 provinsi, seperti dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan lainnya. Jumlah peserta mencapai ribuan. Bahkan, hampir semua kementerian dan lembaga memberikan ucapan selamat dengan menggunakan logo dan tema resmi HPN 2025 Kalsel. Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebagai perwakilan pemerintah dalam pembukaan acara juga menegaskan bahwa HPN 2025 mendapat dukungan penuh. Itu sudah cukup menjawab pertanyaan apakah sukses HPN Kalsel sekaligus bukti kuat dukungan terhadap Hendry Ch Bangun.
Apakah keberhasilan HPN kali ini dapat menjadi momentum menyatukan dualisme kepengurusan PWI Pusat? Seharusnya bisa. Namun, dengan dinamika yang ada saat ini, penyatuan tampaknya sulit. Meski begitu, kami tetap menginginkan yang terbaik. Yang pasti, kepengurusan yang sah adalah yang sesuai dengan PD/PRT, diakui negara melalui SK Kemenkumham, dan memiliki AHU. Selama itu tidak dicabut oleh pemerintah, maka kepemimpinan di bawah Hendry Ch Bangun tetap yang legal.
“Terselenggaranya HPN 2025 dengan sukses di tengah berbagai kendala adalah hal yang paling berkesan bagi saya. Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga menjadi momen penting. Saya salut kepada Ketua Panitia, Ketua PWI Kalsel, dan seluruh tim yang bekerja maksimal tanpa ragu.”
Raja Pane, Ketua Pelaksana HPN 2025, sependapat bahwa berdasarkan jumlah peserta HPN, mewakili berbagai daerah (PWI daerah) merupakan gambaran bawa PWI dengan Ketum HCB masih yang diakui dan terbaik. “Bahkan di hari puncak ada sekitar tiga ribu orang yang hadir. Ini menandakan kepercayaan kepada Hendry CH Bangun masih tinggi.
Apakah sukses pelaksanakan HPN kali ini dapat dijadikan untuk menyatukan dualisme kepengurusan PWI Pusat? “Jujur, saya berharap dualisme ini harus berakhir. PWI harus satu. Soalnya yang berseteru ini semua teman saya. Saya mohon: mari kita akhiri dualisme ini dengan mengesamping ego masing-masing, sehingga PWI menjadi rumah kita bersama. Tak baik kondisinya seperti ini terus. Apalagi, yang berkonflik ini sudah pada tua. Dan sudah punya cucu. Kasihan dan malu kepada wartawan muda dan juga kepada PWI Provinsi dan PWI Kabupaten/Kota.”
Apakah langkah atau program PWI Pusat pimpinan HCB berikutnya menurut Pak Raja? ”Uji Kompetensi Wartawan(UKW). Ini penting tetap dijalankan. Sehingga suatu saat semua wartawan di Indonesia memiliki label sudah kompeten. Soalnya, dunia pers sekarang telah dihantam kiri kanan. Seperti oleh medsos. Kalau pers tidak kompeten, siap-siap ditinggal masayarakat. Lalu, sekolah Jutnalistik Indonesoa (SJI). SJI ini harus terus dikembangkan untuk mendapatkan SDM yang berkualitas. Tentu membuat seminar dan diskusi agar bisa mendorong dan mengkritik program pemerintah. Sehingga program pemerintah itu berjalan dengan baik. Ya, fungsi pers sebagai kontrol sosial harus terus dikembangkan. Sehingga pers sebagai pilar keempat tetap berjalan dan berfungsi.
Apakah yang paling berkesan bagi Raja di PN 2025? “Semangat pantang menyerah dari panpel serta sikap gotong royong. Itu tercermin dari seluruh bidang. Bahu membahu semua panpel membuat mata saya berkaca-kaca di rapat terakhir evaluasi panpel Pusat di Banjarmasin. Saya tidak akan melupakan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan HPN 2025 Kalimantan Selatan. Bravo PWI. Salam.”
“Alhamdulillah PWI DIY solid, tak ada kendala untuk memberangkatkan tim mengikuti HPN di Banjarmasin dan Banjarbaru Kalsel. Bahkan pimpinan DPRD DIY membersamai tim PWI DIY ikut merayakan HPN di Kalsel,” kata Hudono, Ketua PWI DIY. Tim DIY berjumlah 9 orang, dari DPRD DIY 7 orang.
Dikatakan pula, melihat peserta yang hadir di HPN 2025 di Kalsel, hampir semua Ketua Provinsi hadir bersama SIWO dan IKWI–berdasar presensi hampir 30 ketua provinsi hadir, jelas tak diragukan lagi kepemimpinan HCB sangat kuat. Bukan hanya de facto, secara de jure HCB legitimasinya juga sangat kuat karena memegang SK Menkumham atau AHU yang hingga saat ini masih berlaku dan tidak dicabut. Keabsahan HCB yang didasarkan bukti formal ini pun tak terbantahkan.
“Saya berpendapat tak ada dualisme di PWI, karena kepemimpinan yang sah yang didasarkan pada bukti formal SK Menkumham atau AHU, tak dapat disandingkan dengan yang tanpa AHU. Kalau hendak dipaksakan menggunakan istilah dualisme, maka yang ada hanyalah sah dan tidak sah.”
“Saya hanya berharap PWI tetap kompak, yang salah jalan kembalilah ke jalan yang benar, berpeganglah pada konstitusi dan PD PRT PWI, merajut kebersamaan tanpa meninggalkan legalitas.”
Hudono juga menyatakan sangat terkesan dengan sambutan tuan rumah HPN yang luar biasa, pelayanan yang nyaris tanpa cela. “Apresiasi tinggi kepada panitia, terkhusus buat Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie yang sukses membuat acara begitu semarak dan menyala, luar biasa!”
Apakah Yogja berminat mejadi tuan rumah HPN 2026? “DIY pernah menjadi tuan rumah HPN tahun 1986, keinginan tetap ada, namun untuk tahun depan rasanya belum memungkinkan karena faktor keterbatasan anggaran,” katanya.
Mashudi, Ketua PWI Banten, mengatakan, PWI Banten pada HPN 2025 mengirimkan tim cukup besar. Setidaknya ada 60 wakil dari PWI Banten, yang terdiri atas pengurus PWI Banten, pengurus PWI Kabupaten dan Kota serta sejumlah anggota biasa lainnya. Kehadiran wakil PWI Banten yang terbagi dalam beberapa kelompok penerbangan, disambut dengan baik oleh panitia. Mulai dari bandara hingga ke hotel dan ke lokasi-lokasi rangkaian acara HPN. Tidak ada kendala apapun baik dari layanan panitia karena semuanya solid mendukung HPN 2025.
Secara prinsip, kata Mashudi, Banten siap untuk menjadi tuan rumah HPN 2026, namun perlu dikomunikasikan terlebih dahulu dengan gubernur terpilih yang baru dilantik pada 20 Februari 2025.
Kesuksesan acara HPN, katanya, tentu bukan hanya dilihat dari kemeriahannya saja, tetapi yang lebih penting adalah para perwakilan yang hadir betul-betul berasal dari mayoritas provinsi sebagai pemilik suara dalam kongres PWI Pusat. Data kehadiran delegasi dari mayoritas provinsi ini menunjukkan dukungan mayoritas dan legitimasi terhadap kepemimpinan Bang Hendri CH Bangun masih sangat kuat.
“Saya berharap PWI Pusat ke depan makin solid dengan dukungan daerah yang makin kuat, dan hubungan dengan Dewan Pers harmonis kembali.”
Yang berkesan bagi saya adalah, saya sebagai ketua PWI Provinsi yang baru dilantik merasa langsung dekat dengan para pengurus pusat, karena dari semua yang saya temui begitu humble dan friendly.
Kesan lainnya adalah layanan, kemasan yang cukup bagus. Ini menunjukkan panitai sangat siap. Dan yang tak kalah mengesankan adalah berbagai panganan dan kulinernya yang sangat memanjakan lidah.
Bukan Asal
Keigatan yang digelar PWI pimpinan Hendry Ch Bangun, bukan asal ada, tapi semuanya berisi. Istilah anak-anak muda “HPN 2025 Kalsel daging semua” alias bermutu dan bermanfaat. Misalnya, siapa yang berani mengatakan Anugerah Junalistik Adinegoro berhadiah ratusan juta rupiah, penghargaan asal jadi.
Kegiaatan di perayaan puncak HPN 2025 lainnya juga tak main-main. Ada sejumlah seminar, dengan nara sumber dan moderator berbobot, seperti Seminar Nasional Pers Mendorong Terwujudnya Ketahanan Pangan Nusantara, ada juga Summit Nasional Media Massa, juga ada seminar/diskusi membahas isu strategis, seperti swasembada energi, peranan perempuan, dan lainnya. Juga ada Konferesi Kerja Nasional (Konkenas) PWI.
Pengurus Pusat Seksi Wartawan Olahraga Indonesia Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI) Pusat bakan melasanakan dua kegiatan dalam rangkaian Hari Pers Nasional 2025 di Kalimantan Selatan. Menurut Ketua Siwo Pusat Agus Susanto, dua kegiatan dimaksud adalah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Siwo se-Indonesia di Hotel Banjarmasin Internasional dan pelaksana Coaching Clinic cabang olahraga sepakbola dan tenis.
Adapun tema Rakernas Siwo Se-Indonesia dengan judul “Konsolidasi Siwo, Songsong Prestasi Gemilang” dan Coaching clinic bertemakan “Cetak Pembinaan Usia Dini Menuju Indonesia Tuan Rumah Olimpiade 2036”. Kedua kegiatan berjalan sukses dan diikuti dengan antusias oleh anggota Siwo seluruh Indonesia dan peserta Coaching Clinic yang terdiri anak-anak usia 11-15 tahun dari sekolah sepakbola dan klub tenis di Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Coaching clinic meliputi cabang sepakbola dan tenis.
Rakernas Siwo dihadiri Ketua dan Sekretaris Siwo dari 20 Siwo Provinsi, narasumber, tamu undangan perwakilan Dinas Pemuda dan Olahraga Kalsel, KONI Kalsel, pembina cabang olahraga Kalsel, denga sejumlah narasumber ahli, berbobot.
Rakernas menghasilkan tiga ketetapan; 1. Biding tuan rumah Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2027 diminati Siwo PWI Banten, Siwo PWI Sumatera Utara dan Siwo PWI Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya diberi waktu tiga bulan, bakal calon tuan rumah Porwanas 2027 menyiapkan surat dukungan dari Gubernur dan DPRD untuk segera dilengkapi; 2. Penetapan tuan rumah Porwanas akan direkomendasikan pada Rakernas Siwo PWI Se-Indonesia 2026 yang kemudian diserahkan kepada PWI Pusat untuk ditetapkan; 3. Penetapan cabang olahraga yang dipertandingkan mengacu pada pelaksanaan Porwanas Banjarmasin 2024 dan porsi wartawati untuk diperbanyak.
Selain seminar, diskusi, rakernas, ada juga lomba puisi, jalan santai dengan banyak hadiah, bakti sosial. Karena itu wajar acara puncak HPN begitu meriah dan antusias, dengan peserta sangat besar. Apalagi tema yang diusung disesuaikan dengan program pemerintah, yakni pers selalu mengutamakan kepentingan bangsa, negara, dan rakyat.*(Djunaedi Tjunti Agus)