Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Daerah

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Bekali OKK Wartawan Media Pandu Bangsa

8
×

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Bekali OKK Wartawan Media Pandu Bangsa

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, detak.co.id, – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Orientasi Kewartawan Keorganisasian (OKK) bagi wartawan Media Pandu Bangsa. OKK yang diikuti sebanyak 21 peserta ini dilaksanakan di Gedung Ratu Prabu 1, Jakarta Selatan pada Kamis (20/3/25).

Acara tersebut dihadiri Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, Plt PWI DKI Jakarta Ariandono Dijan Winardi, Anggota PWI DKI Jakarta Abdillah Pahresi, Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat Budi Nugraha, Sekretaris Bidang Organisasi PWI Pusat /anggota Satgas Anti Hoaks bidang digital media PWI Pusat Ari Julianto dan Bernadus Wilson Lumi, Plt Sekretris PWI DKI Jakarta yang juga menjabat Wakil Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat.

Dalam sambutannya, Hendry Ch Bangun mengatakan prinsip akurasi dan konfirmasi dalam pemberitaan sangat penting dalam menjaga kredibilitas media dan jurnalis, serta menjamin kepercayaan publik.

“OKK menjadi syarat bagi wartawan yang ingin menjadi anggota PWI.Saya berharap kegiatan OKK bagi para wartawan ini dapat meningkatkan ketrampilan jurnalistik, pengetahuan mengenai PWI, dan up date diperlukan, karena sudah keluar pedoman penggunaan AI untuk kerja jurnalistik dan Pedoman Pemberitaan Ramah Anak (PPRA),” jelasnya.

Ada 3 materi yang diberikan dalam kegiatan OKK yang dimoderatori oleh Bernadus Wilson Lumi, anggota PWI DKI Jakarta yang juga menjabat Wakil Ketua Satgas Anti Hoax.

Pemateri pertama, Abdillah Pahresi memaparkan mengenai gambaran umum peraturan dasar peraturan rumah tangga kode perilaku wartawan. Salah satunya terkait norma dalam penulisan berita harus ada akurasi dan klarifikasi/konfirmasi.

Berikutnya pemateri kedua, Budi Nugraha memaparkan tentang Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan PPRA.

Salah satu syarat untuk menjadi anggota PWI adalah kompetensi, memahami, menguasai tentang KEJ. Budi juga mengatakan banyak artis, pengamat hingga pejabat memiliki media sendiri yang menambah kompleksitas KEJ.

“Aturan-aturan dalam KEJ sekarang semakin beradu dengan pemberitaan di banyak media yang semakin beragam,” terangnya.

Selanjutnya, Ari Julianto, pemateri ketiga memaparkan terkait berita hoax. Satgas Anti Hoax didirikan pada Januari 2024, yang menjadi salah satu program khusus dari PWI Pusat mengingat dampaknya sangat luas sehingga menjadi salah satu perhatian PWI Pusat.

Ari Julianto juga menjelaskan pentingnya verifikasi fakta sebelum percaya dengan menggunakan situs pengecekan fakta, seperti TurnBackHoax atau FactCheck.org untuk memeriksa kebenaran informasi. Untuk melakukan cek keaslian gambar dan video dapat menggunakan Google Reverse Image Search atau TinEye untuk memeriksa apakah gambar/video telah diedit atau diambil dari konteks lain.

“Wartawan perlu berhati-hati dalam pemberitaan dengan mengecek informasi terlebih informasi yang kecenderungannya hoax, jangan sampai mudah termakan dengan isu-isu hoax,” jelasnya.

Saat ini ada 11 organisasi pers yang diakui Dewan Pers, diantaranya PWI Pusat yang merupakan salah satu konstituen /organisasi di bawah naungan Dewan Pers.

PWI merupakan organisasi paling tua dan terbesar di tanah air. PWI memiliki keanggotaan sampai ke daerah- daerah terpencil. Dengan menjadi anggota PWI dan mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) banyak manfaat yang diperoleh wartawan antara lain kesempatan mendapat pendidikan, selalu ada up date, mendapat perlindungan hukum dari Lembaga Konsultan Bantuan dan Penegakan Hukum (LKBPH) PWI Pusat, dan wartawan akan lebih terjamin secara organisasi.

Anggota PWI saat ini sekitar 25 ribu orang dan masih banyak wartawan di media atau perusahaan yang belum berbadan hukum pers secara benar. Ini menjadi tantangan bagi dunia pers. (*)