detak.co.id, Jakarta – Setiap kali Tahun Baru Imlek tiba, berbagai tradisi dan budaya masyarakat Tionghoa kembali menjadi sorotan. Salah satu tradisi yang paling menonjol adalah sajian makanan khas yang tidak hanya lezat, tetapi juga sarat makna filosofis. Berikut adalah beberapa makanan khas Imlek yang memiliki filosofi mendalam di balik penyajiannya.
- Yu Sheng (Prosperity Toss Salad)
Yu Sheng, atau salad ikan yang sering disajikan saat Imlek, melambangkan harapan untuk kemakmuran. Salad ini terdiri dari irisan sayuran segar, ikan mentah (biasanya salmon), dan berbagai saus manis. Saat menyantap Yu Sheng, keluarga akan bersama-sama mencampur bahan sambil mengangkatnya tinggi-tinggi dengan sumpit, yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kekayaan. - Kue Keranjang (Nian Gao)
Kue keranjang, yang terbuat dari tepung ketan dan gula, adalah makanan wajib saat Imlek. Dalam bahasa Mandarin, nian gao memiliki bunyi yang mirip dengan frasa “tahun yang lebih tinggi.” Artinya, makanan ini melambangkan peningkatan rezeki, karier, dan kehidupan di tahun mendatang. Kelembutannya juga mengingatkan pentingnya menjaga hubungan keluarga tetap erat. - Jeruk Mandarin
Jeruk mandarin adalah simbol kekayaan dan keberuntungan karena dalam bahasa Mandarin, kata “jeruk” (juzi) memiliki bunyi yang mirip dengan “emas” (jin). Oleh sebab itu, jeruk sering diberikan sebagai hadiah kepada kerabat saat Imlek sebagai tanda harapan untuk kehidupan yang makmur. - Lumpia
Lumpia berbentuk panjang menyerupai gulungan emas batangan, sehingga menjadi simbol kemakmuran dan kekayaan. Lumpia biasanya diisi dengan sayuran, daging, atau udang, dan sering disajikan sebagai makanan ringan di hari raya. - Mie Panjang Umur
Mie panjang umur, yang memiliki bentuk sangat panjang dan tidak boleh dipotong saat dimasak, melambangkan umur panjang. Proses menyantapnya juga menjadi simbol harapan akan kehidupan yang sehat dan penuh kebahagiaan. - Ikan Utuh (Nian Nian You Yu)
Ikan utuh adalah makanan yang sering disajikan sebagai hidangan utama. Dalam bahasa Mandarin, kata “ikan” (yu) memiliki bunyi yang sama dengan “kelebihan” atau “kelimpahan.” Penyajian ikan secara utuh mencerminkan harapan untuk mendapatkan kelimpahan rezeki dan keberuntungan sepanjang tahun.
Makanan khas Imlek tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga bentuk doa dan harapan. Setiap bahan, rasa, dan cara penyajiannya memiliki arti simbolis yang mendalam. Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan keluarga, rasa syukur, dan doa bersama untuk kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang.